Inspirasijatim.com – Sedikitnya peluang untuk mencari lapangan pekerjaan, tidak membuat Misbah (30) putus asa dan menyalahkan keadaan. Baginya, pekerjaan adalah ruang untuk berkreasi dan menciptakan ide-ide baru. Dari pemikiran itulah, ia pun mencoba membuat lampu hias dari pipa PVC.
Tak disangka, hasil tangan dingin pemuda kelahiran Desa Parsanga, Kecamatan Kota, Kabupaten Sumenep ini tersebut laku keras di pasaran.
Diakui Misbah, ia memutuskan membuat kerajinan dari pipa PVC karena tak kunjung mendapat pekerjaan. Setelah iseng-iseng membuat lampu hias, ia sebarkan hasil kerajinan tangannya di media sosial. Akhirnya, laku keras.
“Hasilnya di share ke media sosial, ternyata banyak yang merespons, bahkan banyak yang mau pesan,” ungkap Misbah, Selasa (15/1/2019).
Hal yang membuat orang tertarik, ungkap Misbah, setiap kali memproduksi lampu hias selalu ia buat berbeda dari sebelumnya. Sehingga ia yakin jika hasil ciptaannya mampu menembus pasar.
“Setiap saya produksi lampu hias dari pipa air ini modelnya berbeda-beda,” sambung Misbah.
Keahlian Misbah dalam membuat berbagai model lampu hias inilah yang membuat hasil ciptaan yang unik. Ia bisa menyulap pipa PVC menjadi berbagai jenis lampu seperti lampu dinding, lampu tidur atau lampu gantung sekalipun.
Lalu, bagaimana cara membuatnya? Pria ramah senyum ini dengan senang hati menjelaskan secara detil proses pembuatannya hingga jadi. Menurut Misbah, bahan untuk membuat lampu hias hanyalah pipa air dan fiber yang biasanya dipasang di pagar rumah.
“Pipa tersebut dipotong menjadi beberapa bagian sesuai ukuran yang diinginkan, kemudian dikombinasikan dengan fiber sebagai pengganti kaca agar hasilnya terlihat cantik. Setelah jadi kemudian didalamnya diberi lampu LED putih, namun bisa diganti lampu warna lain sesuai selera yang diinginkan,” paparnya.
Awalnya Misbah membuka usaha ini bersama kawan-kawannya. Namun ditengah giat-giatnya memproduksi bahan, beberapa kawannya putus asa sebab kerajinan seperti ini memang dibutuhkan kreativitas dan keuletan.
“Awalnya saya membuat kerajinan ini bersama teman-teman, namun teman-teman saya banyak yang berhenti karena kesibukan lain. Ada yang jadi PNS,” ungkapnya.
Pasca ditinggal kawan-kawannya, produksi lampu hias tersebut sempat tersendat dan banyak pesanan yang terbengkalai.
Namun hal itu tidak menjadikan Misbah seorang diri putus asa. Ia tetap melanjutkan bisnis tersebut dengan tekun.
Usahanya tak sia-sia, bisnis yang digelutinya sejak akhir tahun 2017 itu telah membuahkan hasilnya. Setiap bulan, Misbah dapat mengantongi penghasilan mencapai Rp 5-6 juta. Bahkan, penghasilannya sebagai pengusaha jauh melebihi gajinya sebagai tenaga harian lepas di Kantor DPRD Sumenep.
“Kalau dihitung biaya produksi per satu lampu hias hanya sekitar Rp 25 ribu, kemudian dijual seharga Rp 56ribu-200 ribu per biji sesuai ukuran dan tingkat kesulitan pembuatanya,” pungkas Misbah. [ry]