Inspirasijatim.com – Jebakan tikus yang banyak memakan korban tidak lagi menjadi ancaman bagi petani untuk menyelamatkan hasil panennya kali ini. Sebab, seorang petani di Madiun menemukan alat pengusir hama tikus dengan tenaga panel surya dan aman bagi manusia.
Adalah Agus Zamroni Imron, warga Kelurahan Nglames, Kabupaten Madiun berhasil menemukan alat pengusir tikus. Alat ini menggunakan tenaga matahari untuk menghasilkan gelombang ultrasonik dan sangat aman bagi petani.
“Alat tersebut hanya berdaya 12 volt sehingga tidak berbahaya bagi para petani. Dan juga hebat tidak perlu membayar listrik,” ungkap Agus kepada wartawan, Jumat (14/2/2020).
Dengan daya sebesar 12 volt saja, sambung Agus, alat tersebut mampu menghasilkan gelombang ultrasonik.
“Jadi alat ini cara kerjanya yang pasti mencari sumber energi dari sinar matahari, yang kita namakan panel. Berfungsi menangkap sinar matahari untuk menghasilkan gelombang ultrasonik,” tambahnya.
Gelombang ultrasonik, menurut Agus, merupakan suatu getaran dengan frekuensi yang terlalu tinggi untuk bisa didengar oleh manusia. Hanya hewan-hewan tertentu saja yang dapat mendengar gelombang suara diatas 20 kilohertz tersebut seperti lumba-lumba, kelelawar, paus serta tikus.
“Suara yang dihasilkan ini mampu didengar beberapa hewan termasuk tikus karena di atas 20 kilohertz,” jelas Agus.
Cara kerjanya pun cukup mudah, Agus menjelaskan, alat pengusir hama tikus ini terdiri dari tiang penyangga, rumah mesin dan panel surya.
“Cara kerja alat ini yakni tenaga matahari yang ditangkap panel surya diubah menjadi energi listrik dari mesin. Listrik ini menghidupkan mesin yang menghasilkan gelombang ultrasonik. Gelombang ultrasonik ini akan bekerja memberikan efek suara yang mengganggu tikus,” paparnya.
Gelombang yang disetel pada frekuensi tertentu bisa mengganggu syaraf-syaraf tikus dan membuat tidak nyaman. Dengan gangguan gelombang tersebut, tikus-tikus tersebut tidak akan berani keluar dari sarangnya. Kondisi inilah yang membuat tikus akan kelaparan dan mati di sarangnya.
“Tikus yang ada di sarang akan mati, sedangkan tikus yang ada di luar akan lari karena tidak nyaman. Gelombang ini membuat tikus ketakutan,” kata Agus.
Agus mengakui jika alat yang dia buat dibantu oleh pemerhati pertanian Madiun. Dan sudah melakukan percobaan hingga berkali-kali.
“Dalam pembuatan alat ini, kami dibantu oleh pemerhati petani Madiun. Hingga akhirnya alat tersebut pun jadi. Sebelumnya kami melakukan uji coba beberapa kali,” tegasnya.
Ditemui terpisah, salah satu petani yang sudah mencoba alat ini, Yanto, menyebut jika alat ini bekerja hingga radius satu hingga empat hektare. Secara efektivitas, menurut Yanto, alat ini mampu bekerja hingga 80 persen.
“Kita masih berupaya untuk mengembangkan alat ini supaya radius jangkauannya lebih luas. Hasilnya, serangan hama tikus ini berkurang luar biasa,” jelas Yanto.
Yanto mengaku senang karena alat ini diijinkan oleh Agus untuk diperjualkan ke khalayak umum. Hanya dengan mengeluarkan uang sebesar Rp 4,5 juta hingga Rp 9 juta, para petani bisa memiliki alat tersebut.
“Alhamdulilah alatnya bisa di beli dari penciptanya Pak Agus Zamroni. Bisa ringan ini petani dari serangan hama tikus,” pungkasnya.