BERBAGI
Lambang Wibisono pemuda asal Blitar yang mahir dalam membuat miniatur bus (Foto: Foto: Erliana Riady)

Blitar, Inspirasijatim.com – Generasi Z atau yang sering dikatakan pemuda zaman now identik dengan karakter mandiri dan kreatif. Hal itu di tunjukkan oleh Lambang Wibisono (17) pemuda asal Blitar dengan menghabiskan waktu bergelut dengan gerjaji, dempul dan cat.

Pelajar yang saat ini duduk di bangku kelas 12 SMKN 1 Kota Blitar itu giat mengerjakan orderan miniatur mini bus dari berbagai kota. Bahkan, kegiatan tersebut Lambang geluti sejak pagi hingga malam. Dia enggan meninggalkan aktifitas tersebut yang ia kerjakan di dalam rumahnya.

“Ini sedang mengerjakan pesanan Jetbus jenis SHD. Ada teman Surabaya yang pesan lewat akun medsos. Mumpung liburan, saya mau selesaikan secepatnya,” kata Lambang ditemui di rumahnya, Sabtu (23/12/2017).

Kemahiran Lambang dalam membuat miniatur bus memang sudah sejak lama dikenal oleh khlayak umum. Saat ini dia telah membuat puluhan miniatur bus yang ia hasilkan dari workshop mungil rumahnya di Jalan Suryat Gedok, Sananwetan, Kota Blitar. Dari tangan terampilnya, Lambang biasa membuat miniatur bus Seperti jenis Jetbus SDD, Jetbus SHD, Jetbus 2 setra, Tentrem MAX dan Legacy Sky.

Konsumennya merupakan anggota komunitas Small Ia Sexy (SIS) dari seluruh Indonesia Mereka adalah penggemar koleksi miniatur bus dan belajar bersama berbagai jenis design modifikasi karoseri bus.

“Paling rumit pengerjaannya yang Jetbus SDD. Aksesorisnya juga detail. Ada dua tingkat kursi penumpang. Ongkos produksinya juga lebih mahal, bisa sampai Rp 1,2 juta,” kata putra pertama pasangan Sutalban dan Titik Wahyu Widyawati ini.

Untuk urusan harga, Lambang mematok harga Rp 365 sampai Rp 400 ribu per-unit untuk miniatur bus jenis lain. Tidak hanya mahir membuat miniatur bus, dia juga terampil dalam membuat miniatur kereta api.

“Pas launching KA Singhasari saya serahkan miniatur kereta api ke Kepala Stasiun Blitar. Itu sebagai cinderamata dari komunitas railfan Blitar,” tuturnya.

Lambang juga mengaku sangat beruntung bertemu dengan banyak pemuda yang sejalan dengan pemikirannya. Komunitas kreatif inilah yang menjadi pemantik dia untuk berkreasi dan berkarya.

“Awalnya dari kumpul-kumpul di tempat parkir Makam Bung Karno. Disitu banyak bus berbagai bentuk datang. Lalu kami sering jadikan bahan obrolan. Lama-lama, saya kok tertarik mengetahui lebih detail jenis tiap unitnya. Lalu saya bikin miniaturnya. Alhamdulillah banyak yang suka karya saya,” ujarnya.

Bagi Lambang, bergaul dengan komunitas yang membuatnya maju itu sangat menguntungkan. Berbagi pengalaman positif, menjauhkannya terkontaminasi efek buruk pergaulan. Yang lebih penting, menurut dia, pemuda zaman now baru dibilang keren jika menikmati hobi dari hasil keringat sendiri.

“Uang hasil kerja ini saya pakai traveling. Kalau pengen beli sesuatu, juga hasil kerja ini. Rasanya lebih puas bersenang-senang dengan uang hasil keringat kita sendiri,” pungkasnya. [aw]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here