Inspirasijatim.com – Budidaya lobster hias di Sidoarjo semakin menggeliat. Selain sedap untuk disajikan di meja makan, rupanya lobster hias juga menarik ketika di tempatkan di aquarium.
Salah satu peternak lobster hias, Zulkifli mengakui jika ia sudah 5 tahun membudidayakan lobster hias. Keuntungan yang menjanjikan dan keindahan bentuk dan warna udang yang memanjakan mata, menjadi alasan Zulkifli menekuni bisnis tersebut.
Kini, berkah ketekunan dan keuletannya lobster hias milik Zulkili menjadi buruan para penggemar ikan hias.
“Kami memiliki dua jenis lobster hias yang banyak diminati. Yakni red claw dan red marlboro. Jenis red claw memiliki ciri badan hitam dengan supit merah. Jenis ini selain untuk ternak hias, juga dikonsumsi sebagai makanan sebab beratnya bisa mencapai 1 kilogram lebih,” kata Zulkifli, Senin, (8/7/2019).
Pria kelahiran Desa Kebonsari, Kecamatan Candi, Sidoarjo ini mengakui jika beternak lobster hias butuh ketelatenan. Salah satunya mengecek kondisi air setiap waktu dan membasmi hama yang menjadi predator.
“Setelah dilakukan pengecekan air secara rutin, barulah memberikan asupan makanan dengan pelet atau kupang mentah. Agar anak lobster tersebut cepat pertumbuhannya,” tambahnya.
Selain itu kebiasan lobster air tawar ini yang kanibal patut diwaspadai. Terlebih ketika salah satu lobster berganti kulit.
Meski hanya memiliki kolam seluas 5×5 meter yang disekat menjadi beberapa bagian, Zulkifli kini menjadi salah satu pemasok lobster hias air tawar di pasar ikan area Surabaya, Sidoarjo bahkan ke kota-kota lain di Jawa Timur.
“Dalam satu bulan kami mampu mengirim 4 hingga 5 kali yang berjumlah sekitar seribu ekor dalam setiap pengiriman. Dari hasil pengiriman itu mendapatkan keuntungan sekitar Rp 3 hingga Rp 4 juta per bulan,” ujarnya.
Selain dikirim ke pasar ikan, tambah Zulkifli, ada beberapa pembeli yang datang ke rumahnya. Rata-rata mereka merupakan peternak pemula yang ingin mencoba budidaya lobster hias tersebut.
“Untuk indukan kami jual satu paket yakni dua jantan dan lima betina. Dalam usia tiga hingga empat bulan seharga Rp 500 ribu. Sementara itu indukan yang siap bertelur kami jual seharga Rp 5 juta rupiah,” pungkasnya.