Kebiasaan tidak enakan yang membuat kita sering berkata “iya” kepada ajakan orang lain atau pendapat orang lain, membuat kita susah untuk berkata “tidak” pada hal-hal yang sebenarnya tidak kita inginkan. Dan tentunya jika itu dibiarkan terus-menerus akan mengganggu kesehatan mental kita. Berikut beberapa cara untuk belajar berkata “tidak” yang mungkin bisa diimplimentasikan dalam kehidupan sehari-hari.
1. Pahami apa kebutuhan kita
Seringkali banyak dari kita yang belum paham bahkan belum tau apa sebenarnya kebutuhan diri kita. Padahal ini adalah poin terpenting untuk membantu kita menjalani hidup kedepannya. Kita akan tau apa yang sebaiknya kita lakukan dan kita hindari untuk kebaikan kita. Jika kita masih kesusahan untuk menentukan apa kebutuhan kita. Kita harus menyediakan banyak waktu untuk mengenal siapa diri kita sebenarnya.
Kita perlu mengajak berbicara diri kita, entah kita menyediakan waktu untuk berbicara secara verbal sebelum tidur atau mungkin secara tulisan seperti melakukan journaling. Bisa juga dengan melakukan meditasi untuk membangun kesadaran diri (Self Awareness), atau juga dengan cara-cara lain dimana kita nantinya akan semakin mengenal diri kita secara baik. Jika masih kesusahan bisa juga meminta bantuan dengan datang ke psikolog atau konselor.
2. Pahami apa batasan kita
Setelah kita paham apa sebenarnya kebutuhan diri kita, tentunya kita pun akan paham apa batasan-batasan kita. Lagi-lagi kucinya adalah bagaimana cara kita dapat mengenal diri sebaik mungkin. Kita akan tau apa yang tidak disukai oleh diri kita. Apa yang nantinya membuat kita sedih, terganggu fokus kita, terganggu waktu istirahat kita, terganggu jadwal kita, dimana hal tersebut akan membuat kita stress bahkan depresi. Dan otomatis kesehatan mental kita akan terganggu.
3. Jangan merasa bersalah karena menolak
Mungkin kebanyakan orang akan merasa bersalah jika menolak orang lain. Ingat keputusan yang kita ambil itu yang nantinya akan berdampak pada diri kita. Kita tidak perlu merasa bersalah karena sudah menolak ajakan orang lain atau menolak pendapat/saran orang lain. Satu hal yang harus kita pikirkan adalah bagaimana kita bisa menjadi diri sendiri. Melakukan apa yang kita inginkan dan sebaliknya, tanpa ada intervensi dari orang lain. Karena kita yang akan bertanggung jawab terhadap hidup kita.
4. Ingat kepentingan orang lain, bukan kepentingan yang harus kita prioritaskan
Kita pasti sudah tau dengan istilah ini, dahulukan kepentingan orang lain diatas kepentingan pribadi. Membahagiakan orang lain terlebih dulu, baru membahagiakan diri sendiri. Konsep ini sebenarnya kurang tepat kita implementasikan untuk kesehatan mental kita. Karena dampak terbesarnya mungkin kita akan menderita, kita akan mengorbankan diri kita, dan kita tidak akan mempedulikan diri kita sama sekali. Dimana tentunya ini tidak baik untuk dilakukan.
Apalagi jika kita ingin membahagiakan orang lain terlebih dulu, jika diri kita sendiri belum bahagia. Ini adalah konsep yang seharusnya tidak diimplementasikan lagi saat ini. Karena diri kita pasti akan kesulitan dalam melakukan itu, pada akhirnya kita pun akan menderita sendiri.
5. Ingat bahwa kita tidak akan bisa menyenangkan semua orang
Setiap orang punya mindset, norma dan kulturnya sendiri-sendiri. Dan perbedaan ini adalah bagian dari berkah yang diberikan Tuhan. Disinilah kita diharapkan bisa saling menghormati dan menghargai dengan perbedaan yang ada. Maka dari itu, kita tidak akan bisa menyamakan persepsi kita dengan banyak orang. Sangat tidak mungkin jika kita bisa menyenangkan semua orang. Hal ini yang harus kita ingat dan pahami, sehingga kita tidak akan berat untuk melangkah menjalani hidup.
6. Jangan pedulikan pendapat orang lain
Mungkin kita sudah mencoba sedikit demi sedikit belajar berkata “tidak” terhadap apa yang tidak kita inginkan. Cobalah tetap pada pendirian kita, bukan berarti kita bersikap egois. Tapi kita paham apa kebutuhan dan batasan kita. Kita paham tentang kesehatan mental kita. Terserah mereka berpendapat seperti apa terhadap kita, yang terpenting kita tetap pada jalur yang benar dan tidak menyakiti mereka. Kita akan lebih tenang dan damai menjalani hidup ini, tanpa lelah mendegarkan pendapat orang lain.
7. Sadari jika sudah merasa dalam toxic relationship
Seringkali banyak orang mempertahankan sebuah hubungan walaupun hubungan itu sudah tidak sehat. Entah itu hubungan asmara, pertemanan atau lingkungan pekerjaan. Dia menganggap bahwa dirinya baik-baik saja, tidak perlu mengganggap serius dampak apa yang akan diterima oleh jiwanya.
Banyak alasan kenapa kita enggan melepaskan hubungan yang sudah toxic. Entah dengan alasan, nanti tidak punya teman lagi, nanti tidak ada yang mengajak liburan lagi, nanti tidak ada teman hangout lagi, nanti jomblo lagi, nanti kesepian lagi dan alasan-alasan lainnya. Padahal seringkali kita mengeluh jika diperlakukan tidak baik, tidak adil, seringkali dikecewakan, dipermalukan, dihianati yang membuat hati kita sangat nyesek. [*]
***
ZEZE is a counselor and a content creator on Youtube Channel: Ze-Wang Official.
Contact Person for counseling: +6281938001188 (No Call, WhatsApp Only)