BERBAGI
Stephanus Martin (29) warga Dusun Krajan, Desa Asinan, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Semarang, Inspirasijatim.com – Hobi jika ditekuni dengan serius, akan membuahkan hasil“. Kalimat semangat itulah yang selalu diingat Stephanus Martin (29) warga Dusun Krajan, Desa Asinan, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Ya, mencintai segala jenis bus sejak kecil membuat pria yang akrab disapa Martin berhasil membuka usaha pembuatan miniatur bus.

Meski demikian, usaha yang dirintis pria lulusan SMK Negeri 1 Bawen sejak lulus sekolah ini tidak serta Merta diminati masyarakat. Sempat bekerja di toko tanaman, Martin mengawali usaha pembuatan miniatur bus miliknya dengan merakit secara perlahan-lahan.

“Dulu setelah lulus SMK langsung bekerja di toko tanaman di Yogyakarta. Sembari kerja saya mencoba untuk merakit miniatur bus. Saya dulu cuma iseng merakit karena biayanya yang memang tidak sedikit,” kata pria lulusan jurusan teknik mesin pertanian itu.

Sejak berhasil merakit satu miniatur bus inilah usaha Martin dimulai. Iseng mengunduh hasil karyanya di media sosial, ternyata bus miniatur miliknya diminati dan laku dijual seharga Rp800 ribu.

“Modal merakit awal itu Rp400 ribu, setelah saya upload di medsos ternyata laku Rp800 ribu. Saya senang banget waktu itu,” kenang Martin.

Setelah ada satu karyanya yang dibeli, Martin kemudian giat membuat miniatur bus lalu memostingnya ke media sosial. Berkat keuletannya, hasil karya Martin mulai dikenal masyarakat dan kebanjiran pesanan.

“Dari banyaknya pesanan, akhirnya saya memutuskan untuk berhenti bekerja dan memilih fokus menciptakan bus,” ujarnya.

Saat ini, Martin bisa membuat berbagai macam jenis bus mulai dari jenis klasik, high deck (HD), super high deck (SHD) dan double decker.

“Pertama saya buat bodinya dahulu lalu interiornya, kemudian mesinya. Yang terakhir dirakit. Rangka bus kemudian diberi semacam mesin yang berfungsi untuk menyalakan lampu bus dan lampu shine,” ungkapnya.

Martin menjelaskan, kini harga miniatur bus ciptaannya dihargai mulai dari Rp1,5 juta hingga Rp2,5 juta. Harga Rp2,5 juta tersebut untuk bus jenis double decker yang memiliki pintu, bagasi, dan pintu mesin di bagian belakangnya bisa dibuka.

Lebih hebatnya lagi, bus miniatur ciptaan Martin dibuat sesuai skala dari bus aslinya sehingga terlihat seperti aslinya. Ukuran panjang yakni mulai dari 60 hingga 70 sentimeter (cm), sementara tinggi mulai dari 17 hingga 19 cm, dan lebar 12,5 cm.

“Kalau bahan bakunya triplek. Kedepannya saya akan buat dari bahan fiber biar lebih bagus. Untuk membuat satu bus membutuhkan waktu tiga minggu,” ungkapnya.

Terkait pesanan, menurut Martin tidak hanya datang dari Kabupaten Semarang dan sekitarnya tapi sudah ke  luar Jawa seperti Medan dan Pontianak.

“Ada beberapa pesanan miniatur bus yang saya kirim hingga Medan dan Pontianak. Bahkan beberapa driver bus dari perusahan otobus juga ada yang pernah memesan,” tandasnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here