BERBAGI
Outomatic River Solid Waste Scrapper (ARISTER) berbasis Internet of Things (IoT) buatan mahasiswa ITS yang bisa bersihkan sampah sungai secara otomatis

Inspirasijatim.com – Sepanjang mata memandang, tumpukan sampah selalu menggenangi setiap sudut-sudut sungai di Surabaya. Aroma busuk itu selalu menyengat manakala tumpukan limbah padat berupa sampah rumah tangga maupun limbah pabrik menumpuk di hilir sungai.

Untuk mengurai sampah yang semakin menggunung ini, mahasiswa Institut Tekhnologi Sepuluh November (ITS) yang tergabung dalam Tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) merancang sebuah alat yang bisa mengatasi permasalahan tersebut.

Tim yang terdiri dari Agung Trio Prapanca, Narumi Dwi Ramadhanti, M Farhan Rais dan Adlian Falah itu telah menemukan sebuah alat bernama Automatic River Solid Waste Scrapper (ARISTER) berbasis Internet of Things (IoT) yang disinyalir mampu mengurangi masalah gunungan sampah yang semrawut di sungai.

Ditemukannya alat tersebut, Narumi Dwi Ramadhanti menjelaskan, karena dirinya dan kawan-kawannya sering mendapati kasus pencemaran sungai oleh limbah padat di seluruh Indonesia.

“Kalau pencemaran tersebut dibiarkan terus, dapat berdampak buruk bagi lingkungan dan penduduk sekitar,” kata Narumi dalam siaran pers yang diterima melalui Humas ITS, Kamis (11/7/2019).

Selain itu, tambah Narumi, dari 82 sungai besar di Indonesia 54 persen terindikasi tercemar berat. Pencemeran sungai tersebut berasal dari rumah tangga maupun limbah industri sebagai penyumbang terbanyak.

Sehingga berakibat pada daya dukung sungai untuk menampung air hujan dan mengalirkannya ke laut mengalami penurunan. “Hal ini yang menjadi salah satu penyebab utama terjadinya banjir,” ujar Narumi.

Untuk mengurangi polusi sampah tersebut, Tim yang dimentori oleh Ari Kurniawan Saputra ST MT dan Josaphat Pramudjianto MEng enggan menggunakan cara konvensional yang dirasa masih belum efektif. Sehingga, Narumi dan kawan-kawan menginovasikan tekhnologi pembersih sungai yang telah diterapkan di Pelabuhan Baltimore, Amerika Serikat.

Dengan merancang kembali kekurangan Mr Trash Wheel (alat yang digunakan di Pelabuhan Baltimore) dan disesuaikan dengan kondisi sungai di Indonesia, maka lahirlah alat bernama ARISTER tersebut.

“Jadi ARISTER kami ialah pengambil sampah otomatis yang sudah terintegrasi dengan IoT,” jelasnya.

Lalu, alat ini dipasang di sekitar tepian sungai. Ketika sensor ultrasonik mendeteksi keberadaan sampah, sinyal listrik akan terkirim ke arduino (senarai perangkat pengendali untuk memudahkan penggunaan eletronik). Setelah itu, arduino akan menggerakkan aktuator yang berupa motor DC sebagai penggerak alat pengambil sampah. Sampah yang telah diambil diletakkan ke dalam reservoir (wadah).

Setelahnya, volume sampah pada reservior dikontrol menggunakan sensor ultrasonik yang dipasang di beberapa titik pada bak reservior. Kemudian dipantau secara real time monitoring menggunakan aplikasi dan menunggu notifikasi kepada operator melalui surat eletronik (surel).

“Setelah itu operator dapat mengambil sampah di reservoir jika tiba saatnya,” terang Narumi.

Tim PKM berharap aplikasi ARISTER dapat diterapkan di sungai-sungai Indonesia, khususnya di wilayah Surabaya. Dengan adanya alat tersebut diharapkan penumpukan sampah akan berkurang di bagian hilir sungai nantinya.

“Sehingga salah satu penyebab utama banjir pun diharapkan dapat teratasi,” pungkasnya.   

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here