BERBAGI
Petani di Ponorogo Ciptakan Agrowisata untuk menyiasati anjloknya harga jeruk di pasar (Dok: Istimewa)

Inspirasijatim.com – Di saat harga jeruk hanya mencapai Rp 5 ribu/kg, petani jeruk di Desa Duri Kecamatan Slahung, Ponorogo berinisiatif membuka agro wisata petik jeruk.

Hal itu mereka lakukan untuk menyiasati harga jeruk yang terus merosot jauh saat musim panen tiba.

“Ini pertama kali kami lakukan, soalnya harga jeruk merosot,” ungkap salah satu petani bernama Suparto kepada awak media, Jumat (9/8/2019).

Setiap pengunjung yang akan datang ke kebun jeruknya, jelas Suparto, hanya dikenai tarif tiket Rp 10 ribu/orang dan bisa makan jeruk sepuasnya. Lalu, jika pengunjung ingin membawa buah jeruk sebagai oleh-oleh, dihargai Rp 7 ribu/orang.

Untuk saat ini kebun jeruk milik Suparto ada 250 batang pohon jeruk yang tengah berbuah. Jika ditotal ada 4 kwintal jeruk yang bisa dipanen di lahan ini. Pengunjung bisa bebas memetik jeruk yang ingin dicicipi.

Meski baru dibuka selama 2 minggu, ungkap Suparto, antusiasme pengunjung lumayan bagus. Dalam sehari aja ada sekitar 30 pengunjung yang mendatangi kebunnya tersebut.

“Sensasinya beda, kalau makan jeruk hasil petikan sendiri,” terangnya.

Dengan menggunakan sistem agro wisata, menurut Suparto dia bisa meraup keuntungan. Dan, biaya perawatan jeruk pun tertutupi.

“Kalau dipanen tengkulak, pasti rugi. Kalau dibuka untuk agrowisata, hasilnya lumayan,” jelas Suparto.

Sementara salah satu pengunjung bernama Angga Saputra mengatakan baru pertama kali mendatangi lokasi agrowisata petik jeruk di kebun milik Suparto. Bersama 6 keluarganya, dia pun antusias memetik jeruk sendiri untuk dibawa pulang.

“Iya sekaligus mengajak anak-anak untuk wisata edukasi juga,” pungkasnya.  

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here