Inspirasijatim.com – Siapapun tidak akan mengharapkan anaknya memiliki kelainan dibandingkan dengan anak-anak lainnya. Pun halnya dengan sang anak, pastinya tidak akan mau tubuhnya memiliki kelainan. Namun, terkadang setiap anak yang memiliki kelainan, masih menyimpan harap akan masa depan yang lebih baik.
Adalah Muhammad Faris Aprilianto (12), meski memiliki keterbatasan fisik namun semangat belajarnya tinggi.
Sang ibu, Kastin menceritakan putranya yang lumpuh sejak kecil tersebut. Kondisi tersebut terjadi karena kelainan saraf tulang ekor. Sehingga ia tidak mampu berjalan seperti anak seusianya.
“Anak saya ini mengalami kelainan sejak bayi usia satu tahun. Saat itu Faris sudah tidak bisa berjalan seperti anak-anak lainnya,” terang Kastin saat ditemui di rumahnya, Selasa (31/7/2018).
Siapa yang mengira, meski mengalami kelumpuhan Faris tidak pernah patah semangat untuk ke sekolah. Setiap hari, Faris yang duduk di bangku kelas 6 SDN Warungering itu meminta diantarkan ke sekolah dan dijemput ketika jam sekolah usai.
“Kalau tidak diantar, anak saya ini bisa nangis seharian, merajuk untuk diantarkan ke sekolah,” imbuh ibu berkerudung tersebut.
Faris biasanya berangkat ke sekolah dengan diantar oleh kakaknya dan dijemput oleh sang ibu. Anak bungsu dari tiga bersaudara ini mengaku ingin rajin belajar karena bercita-cita menjadi seorang polisi. Dan ketika ditanya apa pelajaran kesukaannya, Faris mengaku bila ia paling senang belajar bahasa Inggris. “Saya ingin jadi polisi,” terangnya.
Kepala SDN Warungering, Djiman, mengaku kondisi fisik murid kelas 6 itu tidak berdampak pada kegiatan belajar-mengajar yang diikutinya. Sebab Faris masih bisa menulis.
Prestasi akademik Faris juga cenderung rendah, diduga karena kondisinya. Namun Djiman mengakui Faris adalah anak yang rajin.
“Semangat belajarnya tinggi meski dalam kondisi keterbatasan,” ungkapnya.
Beruntung teman-teman Faris di sekolah juga memberikan perhatian lebih kepadanya, apalagi ia tak bisa banyak beraktivitas.
“Kalau main ya biasanya sama teman-temannya yang datang ke sini,” ujar Kastin.
Untuk membeli mainan atau jajan, Faris biasanya akan meminta tolong kepada teman-temannya.
“Faris ini memang paling senang main mobil-mobilan, bahkan uang jajannya sering dipakai untuk beli mainan,” imbuhnya. [mm]