Inspirasijatim.com – Di tangan Angga Setiawan, akar pohon yang sudah mati itu bisa menjadi karya ukir bernilai uang hingga jutaan rupiah. Bahkan, semua itu berawal dari hoby yang mulai ditekuninya sejak 2009 silam.
Semua bermula saat Angga merasa jenuh dengan pekerjaannya memahat di media satu dimensi. Saat itu, dirinya masih duduk di kelas 2 SMP dan bekerja di home industry Handycraft hiasan dinding berbahan kayu.
“Saat itu memahat relief saja. Terus saya pengen coba di media yang lebih menantang. Saya lihat, dari tekstur akar kayu ini kok menarik untuk dipahat. Akhirnya saya putuskan memperdalam ilmu pahat di SMK,” ungkapnya kepada awak media, Sabtu (26/10/2019).
Begitu dia mengerti ilmu pahat, dengan berani dia membeli akar kayu jati dari wilayah Blitar Selatan sebagai medium latihannya. Satu onggok akar kayu waktu itu dibelinya seharga Rp 50 ribu.
Angga pun tanpa beban menggoreskan pena menggambar motif ukuran yang diinginkan. Pahatan pertamanya, ikon Blitar. Yakni Ikan Koi. Sepekan berubahlah akar kayu jati itu menjadi sebuah patung ukiran indah.
Usai pahatannya jadi, dia lantas memotret dan mengunggah karyanya ke medsos, dan langsung ada yang menawar. Karya pertama terjual seharga Rp 800 ribu. Setelahnya, orderan melimpah melalui akun medsos pribadinya.
“Pemesan itu kebanyakan pemilik hotel karena untuk interiornya. Sementara ini dari Malang, Surabaya dan Jakarta. Wabup Blitar juga pernah pesen dibuatkan patung kepala kuda,” tambahnya.
Selain itu, darah seni lulusan SMK jurusan design produksi kriya kayu ini mampu mengubah akar kayu menjadi pahatan yang indah dalam waktu cepat. Untuk menyelesaikan satu patung setinggi 60 cm dengan diameter 1 meter itu, warga Desa Sumberingin, Kecamatan Sanankulon, Kabupaten Blitar ini hanya butuh waktu sepekan.
“Saya memilih akar kayu jati karena tekstur kayu mudah dipahat, awet dan kualitas kayu yang bagus mendukung kualitas hasil akhir pahatan juga,” katanya.
Berkenaan dengan motif, sambung Angga, hal itu disesuiakan dengan pesanan pelanggan. Namun, berkenaan dengan harga Angga mematok berdasarkan tingkat kesulitan bentuk pahatan. Biasanya, patung akar setinggi lebih dari satu meter dipatok harga mulai dari Rp 1 sampai 1,5 juta.
Kini, bisnis yang awalnya berupa hobby itu membuahkan hasil. Setidaknya, setiap bulan selalu ada pesanan datang. Hal itu membuat jiwa Angga tertantang untuk mengolah akar kayu dengan berbagai bentuk dan ukuran.
“Saya pernah diundang ke Kalimantan. Bikin pahatan ukiran kayu setinggi sekitar tiga meter sama relief dindingnya sekalian. Disitulah saya benar-benar merasa senangnya bekerja. Dan hasil kerja saya dihargai lumayan,” pungkasnya.