Inspirasijatim.com – Tong bekas yang biasanya dipakai untuk mewadahi bahan baku permen barangkali tidak memiliki nilai keuntungan yang menjanjikan bila tidak dikemas secara apik.
Namun, di tangan pemuda asal Jombang, tong bekas dari pabrik permen diolahnya menjadi wastafel semi permanen yang bisa ditempatkan di kantor pemerintah maupun fasilitas umum.
Adalah Muhammad Dicky Pratama (19), pemuda yang memanfaatkan tong bekas pabrik permen. Bertempat di sebuah gudang di Jalan Brigjen Kretarto, Desa Sambong Dukuh, Kecamatan Jombang, tong-tong dengan berbagai ukuran tersebut disulapnya menjadi bahan yang sangat dicari banyak orang.
Awalnya, menurut Dicky, tong-tong tersebut dia jual untuk dijadikan tandon air maupun tempat farmentasi.
“Tong bekas ini saya ambil dari pabrik permen, bekas wadah bahan baku permen. Biasanya saya jual untuk tandon air dan tong fermentasi,” ungkap Dicky kepada wartawan di tempat usahanya, Rabu (8/4/2020).
Tong bekas yang digunakan Dicky rupanya cukup beragam. Mulai dari ukuran 20 hingga 50 liter. Warnanya terdiri dari warna putih dan biru.
Sebelum diproduksi, menurut Dicky, tong tersebut dicuci hingga bersih. Flek-flek hitam yang menempel juga dibersihkan menggunakan bahan thiner. Selanjutnya, bagian bawah tong dilubangi untuk memasang keran air yang juga berbahan plastik.
Setelah keran air terpasang, tong kembali dicuci dan dikeringkan. Tahapan terakhir, yakni memasang stiker ‘Tempat Cuci Tangan’ lengkap dengan gambar mencuci tangan.
Dicky menuturkan, jika bisnis ini ia geluti sejak akhir Maret 2020. Setelah pemerintah menganjurkan masyarakat untuk sesering mungkin mencuci tangan.
“Saya membuat tempat mencuci tangan sejak ada kebijakan pemerintah supaya masyarakat rajin mencuci tangan. Alhamdulilah banyak pesanan,” jelasnya.
Setelah permintaan untuk membuat wadah tempat cuci meningkat, kini Dicky harus membuat 50-100 tempat cuci tangan setiap harinya. Pesanan datang dari berbagai daerah, mulai dari Jombang, Solo hingga Yogyakarta.
Melonjaknya permintaan tersebut, menurut Dicky, tak lepas dari pemasaran yang dia tekuni melalui media sosial.
“Pembeli ada yang eceran, ada pula yang pesan sampai 50 buah. Omzet saya rata-rata Rp 1 juta sehari,” tambahnya.
Untuk nominal harga, tempat cuci tangan buatan Dicky beragam. Untuk ukuran 20 liter dibanderol Rp 110.000. Sedangkan untuk ukuran 30 dia banderol seharga Rp 130.000 dan ukuran 50 liter dia banderol seharga Rp 150.000.
“Paling banyak dibeli yang ukuran 20 Liter,” pungkasnya.